Orang bijak mengatakan, siapa yang menabur angin, maka dia akan menuai badai, bila kita kaji lebih lanjut, ini adalah suatu penjabaran dari hukum sebab akibat yang bisa diartikan apabila kita ingin mendapatkan akibat hasil yang baik, kita harus berbuat sebab yang baik. Sebaliknya apabila perbuatan kita buruk atau telah melakukan sebab yang buruk akibat nya tentu akan buruk juga.
Yang berkaitan dengan hukum sebab akibat disini adalah bahwa semua perbuatan dan tindakan kita didunia ini, sebenarnya langsung kembali kepada diri kita sendiri. Hal ini dapat kita ketahui, kalau kita bisa mengambil hikmah dan menganalisa setiap kejadian yang kita alami dan menghubungkannya dengan perbuatan-perbuatan yang pernah kita lakukan sebelumnya.
Dalam Islam, hukum sebab akibat itu dapat digambarkan apabila kita mengalami suatu musibah, maka itu disebabkan karena perbuatan kita sendiri, hal ini seperti tertulis dalam firman Allah SWT sebagai berikut: “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh tanganmu sendiri.” (QS Asy-Syuura [42] : 30).
Dan perhatikan juga firman Allah SWT berikut ini: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagiaan dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Ruum [30] : 41)
Sebenarnya alam telah memberi contoh kepada kita, bahwa apa yang diterima alam, itulah yang akan diberikan ke manusia. Contohnya, ada banjir karena keseimbangan alam terganggu, penebangan hutan, buang sampah ke sungai, dan lain-lain. Begitupun dalam pergaulan dengan sesama manusia, kita akan menerima apa yang telah kita berikan. Jika kebaikan yang kita berikan, balasannya adalah kebaikan juga. Dan kalau kejahatan yang kita berikan, maka akibat dari kejahatan itu, akan kembali kepada kita sendiri.
Perhatikan firman Allah SWT berikut ini: “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri,……”(QS. Al Isra [17} : 7)
Apabila kita mampu menyadari bahwa kebaikan bukan sekadar dalam tuntutan pergaulan hidup, tapi lebih sebagai bekal untuk hari kemudian (akhirat), maka kita akan menyiapkan bekal dengan sebaik-baiknya, melakukan amal shaleh, berbuat baik kepada siapa saja, yang sebenarnya itu merupakan investasi atau tabungan yang terbaik untuk akhirat kita kelak. Perhatikan firman Allah SWT berikuit ini: “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr [59] :18)
Mungkin ada dari kita yang kadang melupakan, bahwa bagaimana kehidupan kita di dunia ini, akan sangat menentukan kehidupan kita di akhirat kelak. Perumpamaan hidup kita di dunia ini seperti seorang petani yang bercocok tanam, dan memetik hasil panennya nanti di akhirat. Apabila kita menanam kebaikan maka diakhirat nanti, kita pun akan menuai kebaikan juga. Dan bila kita menanam kejahatan, maka keburukanlah yang kita akan petik diakhirat kelak.
Namun bagi beberapa orang, kadang kesadaran itu larut dalam gemerlap dunia yang serba materialistis ini. Dimana kesuksesan diukur dari harta kekayaan yang dimiliki. Semua ini menyebabkan kita lebih banyak memikirkan dan berbuat untuk dunia kita saja. Inilah akhirnya, yang menyebabkan kita miskin bekal untuk akhirat nanti. Jika itu yang terjadi, maka penyesalanlah yang didapat. Padahal Allah SWT telah menegaskan dalam firman-Nya: “Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (Al-Zalzalah:7-8)
Semoga kita termasuk orang yang sungguh-sungguh bekerja untuk akhirat. Karena dunia ini adalah rangkaian episode yang dijalani dan akan dilewati, tempat bekerja, berjuang dan tempat kita bercocok tanam. Bila kita menanam amal baik, maka buah yang akan dipanen pun akan baik pula. Begitupun sebaliknya, jika amal buruk yang kita semai, maka buah keburukan yang akan kita dapatkan. Karena itu, marilah kita menanam amal kebaikan sebanyak-banyaknya untuk kita panen di akhirat kelak.
Dewi Yana
Posted by pakcikli00 on 6 Agustus 2009 at 11:02
asalamualaikumna,
Dewi Yana, bonda Fatimah di laman blognya kata mukamu berjerawat, tapi puas pakcik menatap gambarmu, nampak licin sahaja, tapi tak boleh tenung lama lama isteri orang berdosa. Girl friend pakcik dulu, cuci muka dengan pucuk jambu batu.
terima kaseh jangan marah salam hormat.
Posted by indra1082 on 6 Agustus 2009 at 11:35
Semoga dunia akhirat bisa kita dapatkan.. Amin….
Wasaalamualaikum… 🙂
Salam KBM
Posted by mahardhikadewi on 6 Agustus 2009 at 16:18
Assalamu’alaikum mb dewi yana…
lagi lagi dan lagi.. ilmu ilmu ada disini.. terimakasi ya mb??
benar sekali, apa yang kita lakukan nanti akan kembali ke kita juga.
seperti kita berteriak di dalam gua dan megatakan saya hebat maka kata2 itu akan kembali lagi ke kita karena pantulan suaranya, begitu juga sebaliknya jika kita berteriak saya lemah maka kata2 itupula yg akan memantul dan kita dengar… benar kan mb… ini salah satu perumpamaan yg sedikit tidak nyambung kan mb?? hehehe….
Posted by mahardhika on 6 Agustus 2009 at 16:22
maksud ika nyambung kan mb?? meskipun sedikit hehehe…
Posted by Siti Fatimah Ahmad on 6 Agustus 2009 at 16:29
Assalaamu’alaikum….Dewi..
Subhanallah..sampai sini jugak Paciklioo ni bawa khabar beritanya…maaflah dewi, saya gurau aje. jangan ambil hati mahu bantu agar tidak disalah ertikan. Saya sudah masukkan link Dewi ke laman saya. Semoga kita sentiasa bersilaturahim…anak bunda yang baik. Salam mesra dan sayang selalu dari Malaysia.
Posted by mahardhika on 6 Agustus 2009 at 16:32
sama seperti saat kita berteriak dalam gua ya mb?? saat kita berteriak dan mengatakan kamu hebat maka kata2 itu balik lagi mantul ke kita, begitu juga saat kita berteriak kamu lemah maka kata2 itupun balik lagi kita dengar 🙂
Posted by Dangstars on 6 Agustus 2009 at 16:33
Assalamualaikum..Wr.Wb. Artikel yang menyejukan hati…teruskan untuk mengingatkan kita semua kejalan yang diridoi Allah..
Posted by mengais dollar on 6 Agustus 2009 at 16:51
artikel penyiram hati…
wah sangat bagus nih..
salam..
tengok blog saya ya.. saya tunggu komennya 🙂
salam..
Posted by Dwiki Setiyawan on 6 Agustus 2009 at 19:04
Blog Mbak ini sudah saya tautkan di blog personal saya http://dwikisetiyawan.wordpress.com. Silakan dicek jikalau ada yang kurang berkenan.
Lain waktu saya komentari panjang soal postingan-postingan di blog ini. Terima kasih atas kunjungannya.
Posted by pakcikli00 on 6 Agustus 2009 at 19:09
Puan Dewi Yana,
Pakcik pun mohon ampun bikin ribut ibu Siti sama Puan Yana,
terima kaseh salam hormat
Posted by Jaya on 6 Agustus 2009 at 21:03
berbuat baik memang gak ada ruginya, bahkan Allah akan membalas kebaikan yang kita lakukan dengan cara yang tak kita duga sama sekali 🙂
Posted by mascayo on 6 Agustus 2009 at 21:24
Assalaamu’alaikum Wr Wb,
seringkali saya tidak sadar bahwa saya sedang menyemai benih yang akan kembali pada diri saya sendiri. Padahal jelas, benih apa yang kita semai, itulah hasil yang akan kita dapat ya mbak.
Posted by Ayruel Chana on 6 Agustus 2009 at 22:30
Assalamu alaikum
Sebab akibat….hukum karma…memang sedikit perbedaan bahasa ….
mungkin juga makna…
bagaimana kalau kita ingat bahwa :
Yahdi may Yasa’… wa yudlil may yasa’
untuk pemahaman ini…saya belum bisa melanjutkan…
wassalam
Posted by jalandakwahbersama on 7 Agustus 2009 at 17:41
Wa’alaikum salam,
Mas Ayruel yang baik, Allah SWT memang memberi hidayah/petunjuk kepada orang yg dikehendaki-Nya sekaligus juga menyesatkan siapa yg dikendaki-Nya.
Menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya, dalam pengertian terhadap orang-orang yang fasik, kafir dan terhadap orang yg di istridraj oleh Allah SWT. (semoga kita dan keluarga kita tidak menjadi salah satu darinya)
Sebagai hamba-Nya yg beriman, kita dikaruniai akal pikiran, hingga kita dapat membedakan mana yang salah dan yg benar. Karena itu, kita wajib menjaga diri kita dari melakukan suatu perbuatan yg bisa berakibat buruk bagi kita dikemudian hari (akhirat) karena setiap manusia memang pasti akan dipertanyakan dan dimintai pertanggung jawaban atas apa yg telah dilakukannya, mohon maaf, bila terdapat kesalahan dan kekurangan atas yang saya uraikan ini.
(Dewi Yana)
Posted by Ayruel Chana on 7 Agustus 2009 at 21:40
Assalamu alaikum
Ya.ya..ya..memang tidak patut juga dibuka semuanya…
Yaf’alu ma yasa’…
Berbuat sekehendaknya…
Atau Kudrat…Kuasa….
Jika ..ALLAH tak mampu untuk Berkehendak sekehendaknya…
Apa Masih Bisa Dikatakan ROBBUL ALAMIIN….???
tentu Tidak…Sangat Jelas tuhan yg seperti itu Lemah…
ALLAH Bukan Lemah.
Ach terkesan ALLAH itu seperti Diktator….(permasalahan makna bahasa)
Diktator terkesan terlalu kejam…itu wajar …
Yang layak untuk diktator(Yaf’alu ma yasa’) Hanya ALLAH.
Sedangkan manusia….TIDAK..makanya terkesan “kejam”bagi manusia ,dalam pemahaman kemanusian…
Bagaimana Jika ALLAH tidak Diktator?
Tentu ALLAH itu Lemah…..
Kehendak menciptakan alam semaunya (fi sittati ayyam = dalam enam masa)
Jika tak terlaksana kemauanNYA…Maka itu bukan ROBBUL ALAMIN…
Bagaimana..dgn Iblis yang dijadikannya Sombong?
dewi bisa menjawabnya….???
ALLAH menciptakan Manusia…Manusia membikin Perang…?
Siapakah Pencipta sesungguhnya???
ALLAH Menciptakan Manusia….sebagian manusia kafir?
Siapa Pencipta Kafir???
Gimana…???
Dach dapat jawabannya???
——–Ntuk menambah pengetahuan,….Insya ALLAH ….dewi tak usah takut …akan sesatnya sesorang dalam pemahaman.Karena yang menyesatkan serta yang memberi petunjuk itu…………………bukan Dewi Yana,bukan ayruel chana,bukan SBY…dll…
Wassalam
Posted by Ayruel Chana on 6 Agustus 2009 at 22:32
hmmm…..
dewi Yana sangat cocok dgn saudara kita yang di mesir ini:
http://itmam.wordpress.com/
ada sedikit persamaan besar dalam misi dakwahnya…
Posted by haniifa on 8 Agustus 2009 at 00:21
Assalamu’alaikum,
Idem sama @mas Ayruel 😀
#Haniifa.
Posted by jalandakwahbersama on 8 Agustus 2009 at 09:59
Wa’alaikum salam,
Apa yg Mas Ayruel bahas, masih ada kaitannya dgn qadha dan qadar Allah. Karena saya masih dalam tahap belajar dan karena masih sangat terbatasnya ilmu pengetahuan saya, mohon maaf, saya belum bisa menjawabnya, mungkin Mas Ayruel bisa sharing jawabannya ke saya? Ohya, saya sudah mengunjungi blog Itmam. Terima kasih.
(Dewi Yana)
Posted by Ayruel Chana on 8 Agustus 2009 at 10:40
@DEWI
Assalamu alaikum
Coba baca2 artikel yg terkait dengan Takdir disini(paka search aja soalnya artikelnya kelewat banyak) :
http://agorsiloku.wordpress.com/
Wassalam
Posted by Pakwo :pindah rumah baru on 7 Agustus 2009 at 00:56
Assalamualainkum Dewi, tentu kita akan panen apa yang kita tanam, kalau boleh sambil menanam kebajikan tersebut harus di iringi dengan senyum….boleh ….kan ?
Posted by bocahbancar on 7 Agustus 2009 at 02:20
Assalamu’alaikum wr.wb… 🙂
Subhanaallah Q.S AL Isra’ ayat 7 tersebut..saya kok baru menyadarinya yawh…
Salam kenal dan salam semangat selalu buat Mbak Yana
BLOG nya sudah saya link kok 😉
Posted by fandhie on 7 Agustus 2009 at 04:03
nice post…
dan jangan menuai yg ditanam orang.. nanti diteriakin maling lho hehehe…
salam kenal yahh
Posted by grubik on 7 Agustus 2009 at 11:10
dan kita hari ini,
adalah hasil dari apa yang kita pikirkan, pelajari, lakukan dan juga hindari di hari kemaren…
Posted by refa on 7 Agustus 2009 at 11:28
Bagus sekali.
Sedikit tambahan catatan : ada perkataan bijak dari Nabi yang menyebutkan bahwa ganjaran perbuatan baik adalah lebih baik lagi (=berlipat ganda), sementara satu perbuatan buruk dicatat satu kali. Niat baik diganjar sebagai kebaikan, sementara niat buruk tidak dituliskan. Eh.. Ada hubungannya gak?
Salam hormat.
Posted by DebyPecundangSejati on 7 Agustus 2009 at 13:31
hmmm..
berarti bila kita melakukan kejahatan , kita akan dijahati juga donk?
Posted by sulaiman on 7 Agustus 2009 at 13:42
Untuk berhasi dengan baik perlu perawatan, pemeliharaan yang intensif, seperti : tanam padi, rumput tumbuh dan ada hama lainnya, maka rumputnya perlu dicabuti dan hamanya perlu diobati,
Kita ibadah untuk akhirat, tumbuh ria (ingin dipuji orang) dan penyakit ujub (memuji diri lalu jadi sombong) dan lainnya. rianya dibuang, penyakitnya diobati dengan banyak berzikir, bertafakkur dan berintrospeksi/muhasabah.
Posted by AFDHAL on 7 Agustus 2009 at 13:56
Adem banget ya disini..
salam kenal ya mbak, kunjungan balik
wassalam
Posted by omiyan on 7 Agustus 2009 at 16:50
ya semoga hidup kita diisi dan ditaburi dengan kebaikan
Posted by cah ndueso on 7 Agustus 2009 at 16:54
man yazro’ yahsud
Posted by KangBoed on 7 Agustus 2009 at 17:15
SALAM CINTA DAMAI DAN KASIH SAYANG ‘TUK SAHABATKU TERSAYANG
I LOVE YOU PHUUUUUUUULLLLLLLLLLLLLLLL
Posted by omen on 7 Agustus 2009 at 18:38
menikmati pencerahan sebelum minekmati bulan suci ramadhan…
kita tanam kebaikan dimana saja, niscaya kita akan memanen tatkala kita mebutuhkannya…
tanamkan selalu kebaikan, karna kebaikan adalah awal senyum surga…
salam hangat selalu 😀
sekedar berkeliling mencari sahabat dan menanti kunjungan balik saudariku 😀
Posted by Iklan Gratis on 7 Agustus 2009 at 18:48
salam damai selalu…
setiap agama pasti mengajarkan segala kebaikan..
kebaikan akan mambuat kita semakin tanang dan nyaman dalam menikmati kehidupan…
bersyukur pada nikmat yang telah kita dapatkan…
keep smile :d
Iklan Gratis
Posted by adi isa on 7 Agustus 2009 at 19:12
blog walking
nice blog.
regard
adi isa
Posted by Hafid Algristian on 8 Agustus 2009 at 09:55
*adem*
Posted by haniifa on 8 Agustus 2009 at 10:54
Assalamu’alaikum, @Mba Dewi Yana
Pertanyaan mengenai takdir pada blog @mas Ayruel, bisa dilihat dari diskusi ini:
Salam hangat, Haniifa.
Posted by Ayruel Chana on 8 Agustus 2009 at 11:11
Bagaimana kalo yg ini :
Posted by abrus on 8 Agustus 2009 at 11:56
Benar adanya…kalau kita menanam mangga…
suatu masa akan panen mangga… 😉
tetapi kalau menanam *angin …
suatu masa akan … menuai badai…. 😦
Posted by farus on 8 Agustus 2009 at 20:03
Syukroon ya ukhti……….
jika seseorang senang dengan kekenyangan, maka diakhirat akan kelaparan…..
salam peace…..KBM
Posted by refa on 9 Agustus 2009 at 14:47
Setelah beramal sebaik-baiknya, bolehkah kita meminta sesuatu kepadaNya?
Renungkan setelah membaca artikel ini :
(Promo tulisan terbaru ya, Mbak Dewi Yana) Terimakasih.
Salam takzim.
Posted by Ritasusanti on 13 Agustus 2009 at 03:40
Assalamu’alaikum Wr Wb
Salam kenal mba Dewi 🙂
Alhamdulillah, terima kasih mba, postingan nya membuka cakrawala,
menerangi rumah ilmu yang masih gelap dan menyiram hati yang kekeringan 🙂
Semoga kita sebagai musafir di dalam hidup ini senantiasa menyadari
bahwa kelak di ujung perjalanan kita, akan ada sebuah sesi pertanggungjawaban
atas semua yang telah kita perbuat, menuai untuk semua benih yang telah ditanam,
baik benih keburukan maupun benih kebaikan, dan apa yang akan kita terima nanti
itulah cermin dari apa yang telah kita lakukan sekarang…
Semoga kita semua senantiasa diberi keuatan untuk bisa menanam
benih-benih kebaikan di setiap langkah perjalanan ini, amiin.
Saya link ya mba blog nya, terima kasih.
Salam silaturrahim:)