Assalamu’alaikum, teman-teman semua, saya mohon maaf, bila agak lambat dalam menjawab komentar teman-teman, dikarenakan saya sedang ada kesibukan yang cukup menyita waktu hingga membuat saya tidak bisa berada lama di depan komputer. InsyaAllah minggu depan, semua sudah selesai, saya mohon maaf, harap maklum dan terima kasih, Wa’alaikum salam.
Dalam kehidupan kita selalu saja ada sisi positif dan negatif dalam interaksi kita dengan sesama. Positif ketika interaksi kita tidak membawa kekecewaan, bahkan yang ada adalah saling tolong menolong sesama mukmin, saling sayang menyayangi sesama mukmin. Dan negatif akan timbul, saat interaksi kita dengan orang lain membuahkan kekecewaan yang tidak jarang disertai dengan kemarahan.
Tidak ada manusia yang tak memiliki sifat amarah berapapun kadarnya. Hanya saja, seberapa jauh, setiap orang memiliki kemampuan menahan dan mengendalikan sifat amarah dalam dirinya. Sebagian orang mengatakan marah adalah manusiawi, karena marah adalah bagian dari kehidupan kita. Tapi alangkah baiknya bila kita bisa menjadi pribadi yang bisa menahan marah dan kalaupun kita marah, maka marahnya kita tidak berlebihan.
Syeikh Imam al-Ghazali, dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin nya mengatakan, “Barangsiapa tidak marah, maka ia lemah dari melatih diri. Yang baik adalah, mereka yang marah namun bisa menahan dirinya.”
Tiga hal termasuk akhlak keimanan yaitu, orang yang jika marah, kemarahannya tidak memasukkanya kedalam perkara batil, jika senang maka kesenangannya tidak mengeluarkan dari kebenaran dan jika dia mampu dia tidak melakukan yang tidak semestinya.
Maka wajib bagi setiap muslim menempatkan nafsu amarahnya terhadap apa yang dibolehkan oleh Allah Swt, tidak melampaui batas terhadap apa yang dilarang sehingga nafsu amarahnya tidak mengarah kepada kemaksiatan, kemunafikan apalagi sampai kepada kekafiran. Kita harus melatih diri kita agar tidak menjadi orang yang mudah marah dan menahan marah kita agar kemarahan kita tidak berlebihan.
Perhatikan firman Allah Swt berikut ini : “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (QS. Ali Imran {3} :133-134).
Orang yang bertakwa adalah mampu menahan marah dengan tidak melampiaskan kemarahan walaupun sebenarnya ia mampu melakukannya. Kata al-kazhimiin berarti penuh dan menutupnya dengan rapat, seperti wadah yang penuh dengan air, lalu ditutup rapat agar tidak tumpah. Ini mengisyaratkan bahwa perasaan marah, sakit hati, dan keinginan untuk menuntut balas masih ada, tapi perasaan itu tidak dituruti melainkan ditahan dan ditutup rapat agar tidak keluar perkataan dan tindakan yang tidak baik. (Quraisy Shihab, Tafsir al-Misbah, II, hal. 207).
Berikut beberapa hadits tentang keutaman menahan marah :
- Rasulullah Saw bersabda : “Orang kuat itu bukanlah yang menang dalam gulat tetapi orang kuat adalah yang mampu menahan nafsu amarahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Dari Ibnu Mas’ud ra Rasulullah Saw bersabda : “Siapa yang dikatakan paling kuat diantara kalian? Sahabat menjawab : yaitu diantara kami yang paling kuat gulatnya. Beliau bersabda : “Bukan begitu, tetapi dia adalah yang paling kuat mengendalikan nafsunya ketika marah.” (HR. Muslim)
- Al Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari Anas Al Juba’i , bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Barangsiapa yang mampu menahan marahnya padahal dia mampu menyalurkannya, maka Allah menyeru pada hari kiamat dari atas khalayak makhluk sampai disuruh memilih bidadari mana yang mereka mau.” (HR. Ahmad dengan sanad hasan)
- Al Imam Ahmad juga meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Tidaklah hamba meneguk tegukan yang lebih utama di sisi Allah Swt, dari meneguk kemarahan karena mengharap wajah Allah Swt.” (Hadits shahih riwayat Ahmad)
- Al Imam Abu Dawud rahimahullah mengeluarkan hadits secara makna dari shahabat Nabi, bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Tidaklah seorang hamba menahan kemarahan karena Allah Swt kecuali Allah Swt akan memenuhi baginya keamanan dan keimanan.” (HR. Abu Dawud dengan sanad Hasan)
- “Dari Abu Hurairah ra, bahwa seseorang berkata kepada Nabi Saw : berwasiatlah kepadaku. Beliau bersabda : “jangan menjadi seorang pemarah”. Kemudian diulang-ulang beberapa kali. Dan beliau bersabda : “janganlah menjadi orang pemarah” (HR. Bukhari) .
Rasulullah Saw tidak pernah marah jika celaan hanya tertuju pada pribadinya dan beliau sangat marah ketika melihat atau mendengar sesuatu yang dibenci Allah, maka beliau tidak diam, beliau marah dan berbicara. Ketika Nabi Saw melihat kelambu rumah Aisyah ada gambar makhluk hidupnya (yaitu gambar kuda bersayap) maka merah wajah Beliau dan bersabda : “Sesungguhnya orang yang paling keras siksaannya pada hari kiamat adalah orang membuat gambar seperti gambar ini.” (HR. Bukhari Muslim).
Al Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits Anas ra : “Anas membantu rumah tangga Rasulullah Saw selama 10 tahun, maka tidak pernah beliau berkata kepada Anas : “ah”, sama sekali. Beliau tidak berkata terhadap apa yang dikerjakan Anas : “mengapa kamu berbuat ini.” Dan terhadap apa yang tidak dikerjakan Anas,”Tidakkah kamu berbuat begini.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Begitulah keadaan beliau senantiasa berada diatas kebenaran baik ketika marah maupun ketika dalam keadaan ridha/tidak marah. Dan demikianlah semestinya setiap kita selalu diatas kebenaran ketika ridha dan ketika marah. Rasulullah Saw bersabda : “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu berbicara yang benar ketika marah dan ridha.” (Hadits shahih riwayat Nasa’i).
Dr, Aidh bin Abdullah Al-Qarni M.A mengatakan, Berhati-hatilah terhadap keributan, karena ia sangat melelahkan. Jauhilah sikap mencerca dan mencela, karena ia sangat menyiksa.
Setelah kita mengetahui keutamaan menahan marah, seperti yang diuraikan diatas, sekarang coba kita tanyakan dengan jujur pada diri kita sendiri, bagaimana kita kalau sedang marah selama ini? Apakah kita mampu menahan marah? Atau apakah saat marah kita tetap mampu menahan dan mengendalikan amarah kita hingga tidak berlebihan?
Dewi Yana
https://jalandakwahbersama.wordpress.com
Posted by Vulkanis on 25 Februari 2010 at 10:29
Awas jangan marah – marah Bu..
Ntar cepat tua
Posted by Vulkanis on 25 Februari 2010 at 10:38
Alhamdulillah bisa Komen pertamaxxxzz nih disini…
Takut Marah ah…
Posted by aguskusuma on 26 Februari 2010 at 20:43
klo gitu numpang pertamaaaaaaaaaaaaaaaax deh
Posted by aguskusuma on 26 Februari 2010 at 20:44
kira2 klo saya numpang pertamax disini ada yang marah ga yach?
Posted by aguskusuma on 26 Februari 2010 at 20:47
jangan dimarahi wong saya cuman numpang..
saya mungkin org yg sulit utk marah,….
padahal sebenarnya saya pengen marah, tetapi kalo liat org yg saya marahi ketakutan, kdg dlm hati suka ketawa sendiri, aneh kan?
Posted by aguskusuma on 26 Februari 2010 at 21:23
kata ustad sanusi, marah adalah pintu masuknya iblis laknatulloh
naudzubillahimindhalik
Posted by abifasya on 5 Maret 2010 at 14:48
ah si akang mah bisa aja, tapi kang tetangga saya gak pernah marah akhirnya tua juga kok 😆 😆 😆
Posted by Bang Iwan on 25 Februari 2010 at 10:40
Assalamu alaikum..
Orang yang biasa marah, berarti kadar ketakwaannya masih kurang.
Saya juga masih terkadang marah Bu…, berarti saya belum termasuk orang kuat.
makasih banyak atas pencerahannya.
Salam Taksim.
Posted by Intan Herawati on 25 Februari 2010 at 10:57
untuk yang satu ini saya masih susah banget Mbak, apalagi kalau saya nggak salah trus ada orang yang nyari gara2, pasti saya layani. ya Alloh, ampuni hambaMu ini, amin
Posted by dafiDRiau on 25 Februari 2010 at 11:32
Marah akan menjauhkan kita dari kebenaran, danmarah hanya akan mebuang sesuatu yang berharga dari diri kita,
Posted by Hary4n4 on 25 Februari 2010 at 11:39
Wah..saya orangnya masih sering marah Mbak… Terutama marah pada ketidakmampuan diri utk menahan marah.. 🙂
Makasih banyak utk pencerahan indah ini.
Salam hangat, salam damai selalu…
Posted by HumorBendol on 25 Februari 2010 at 11:42
Marah biasanya berhubungan dengan ketidak puasan, ketidak adilan dll.
Mungkin kita perlu belajar dulu “menerima” dg ikhlas, Insya Allah amarah tertahan.
Mungkin gitu kali ya mbak?
Makasih atas pencerahannya
Salam
Sukses selalu
Posted by richo on 25 Februari 2010 at 11:44
assalamualaikum, nafsu amarah memang harus di kendalikan biar tidak berakibat merugikan buat diri sendiri dan orang lain.
Posted by Ruang Hati on 25 Februari 2010 at 13:21
Marah merupakan pintu syaiton untuk memerintah kita
Posted by abifasya on 5 Maret 2010 at 14:48
betul sekali boss
Posted by Hariez on 16 Maret 2010 at 00:06
wajib dihindari ya Bi.. 😀
Posted by kopral cepot on 25 Februari 2010 at 15:20
Assalamu’alaikum wr.wb.
mengutip tulisan diatas Rasulullah Saw tidak pernah marah jika celaan hanya tertuju pada pribadinya dan beliau sangat marah ketika melihat atau mendengar sesuatu yang dibenci Allah, maka beliau tidak diam, beliau marah dan berbicara
Jadi yang bener bagaimana “manajemen marah”, mengelola marah pada siapa, untuk urusan apa..
wassalam.
btw… maaf’s mBa jarang menyapa 😉 salam pada keluarga dan abang2nyah 😉
Posted by abifasya on 5 Maret 2010 at 14:50
sami sareng abi kang abi ge jarang berkunjung iyeu teh.
Posted by Hariez on 16 Maret 2010 at 00:46
komo sayah mau kunjung teh harus lari dulu nyari warnet Kang tapi saya yakin yang namanya silaturahmi Isya Allah akan terus berlanjut 😀
Posted by hellgalicious on 25 Februari 2010 at 16:00
kalo gue marah biasanya gue ngucapin istighfar
nice info neng!
Posted by bayuputra on 25 Februari 2010 at 17:29
nah ini dia bagian yang sangat sulit saya rubah dari dulu adalah MARAH … jujur sejujurnya kalau saya orangnya sangat pemarah dan sangat sulit menahan marah (emosi) …
Posted by bayuputra on 25 Februari 2010 at 17:32
entah dari turunan atau bukan.. karena Bapak saya memang orangnya pemarah sekali… kadang ibu saya mengatakan kamu persis dengan Bapak mu dulu nak… pemarah….
hemmmm inilah bagian yang sangat sulit sekali saya rubah….(sifat buruk saya).
Posted by bayuputra on 25 Februari 2010 at 17:33
semoga dengan postingan mbak.. ini saya mendapatkan jalan pencerahan supaya lebih sabar dan lebih bisa lagi dalam mengatur emosi saya….amin…
terimakasih sahabat….
Posted by muhammad zakariah on 25 Februari 2010 at 20:49
betul2.. menahan marah lebih mulia dari pada melampiaskannya.. marah juga merupakan salah satu langkah syetan untuk menjerumuskan kita.. thanks infonnya mbak.. 😉
Posted by Rizal Dwi Prayogo on 25 Februari 2010 at 20:54
Syukron atas segla pencerahannya di blog ini,
yg pasti, blog anti menginspirasi sy untuk tetap menulis..
Mhn doanya biar ttp istiqomah 🙂
Posted by setitikharapan on 25 Februari 2010 at 21:00
Makasih mbak untuk tausyiahnya. Menambah khasanah ilmu saya. Semoga bisa saya amalkan.
Posted by dedekusn on 25 Februari 2010 at 22:43
Menaham marah sungguh bermanfaat, kadang sy juga menyesal ‘kenapa tadi mesti marah?’
Mudah2an kita tetap bisa selalu mencontoh erilaku Rasululah Muhammad SAW
Posted by Hariez on 26 Februari 2010 at 01:02
Assalammualaikum Wr.Wb
sangat-sangat sedih Mba…dan jka marah saya sudah diujung puncaknya, biasanya saya tak akan pernah mau bicara 😥
selamat berakhir pekan Mba 😀
-salam hangat-
Posted by Ruang Hati on 26 Februari 2010 at 04:05
Semoga kita termasuk hamba Allah yang diberi kesabaran
Posted by alamendah on 26 Februari 2010 at 07:00
Sungguh berbahagia orang yang bisa memanage kemarahannya. Semoga Allah senantiasa memberikan kesabaran kepada kita
Posted by Mamah Aline on 26 Februari 2010 at 07:09
sebetulnya saya bisa dikategorikan jarang marah, atau memang terbiasa untuk menahannya ? ntahlah mba, karena di keluarga gak pernah ada hal yang meeldak-ledak kondisinya datar saja , semoga saya termasuk orang yang sabar…
Posted by hendarblog on 26 Februari 2010 at 08:49
ass.wr.wb
kemarahan yang tak terkendali hanya akan menjatuhkan harga diri kita sendiri.
berlaku sabar dan pemaaf adalah tindakan yang super efektif yang allah sukai.
jika allah suka maka kenikmatan tiada tara yang kita rasakan lebih dari apapun…
sallam
Posted by Fitri on 26 Februari 2010 at 11:12
Saya kalau marah pasti emosi, mbak. Bahkan hingga keluar kata-kata nggak pantas.
Posted by isil on 26 Februari 2010 at 13:12
aslkm…sudah lama tidak berkunjung ke blog mbak dewi yana…
lagi butuh materi ini mbak…
akhir2 sil susah ngontrol emosi..
Posted by orange float on 26 Februari 2010 at 15:05
perbanyak baca istighfar.
sabar… sabar….
Posted by richo on 26 Februari 2010 at 15:34
moga2 ga emosian yang ga bisa diatur
Posted by rizki on 26 Februari 2010 at 17:42
salam kenal mba
saya rizki
marah juga bikin hati kotor ya mba ?
stop marah
Posted by BaNi MusTajaB on 27 Februari 2010 at 05:39
menahan marah memang tidak mudah..tetapi tetap harus dilakukan…
Posted by damai on 27 Februari 2010 at 11:27
yupz! jangan sampai marah menghancurkan segalanya. Biasanya kalau dah emosi emang jadi lepas kendali
Posted by richo on 27 Februari 2010 at 13:03
assalamualaikum….. silaturahmi dan belajar biar ga emosian
Posted by Aldy on 27 Februari 2010 at 21:34
Marah pada saat dan waktu yang tepat menurut saya tidak ada salahnya mbak. Sepanjang tingkat kemarahan itu masih wajar, menurut saya tidak masalah. Justru kalau ditahan saya malah khawatir berubah menjadi bom waktu.
Posted by OpenIdea on 28 Februari 2010 at 01:09
numpang lewat aja 😀
Posted by Ruang Hati on 28 Februari 2010 at 03:50
Sabar disayang Tuhan
Posted by daiichi on 28 Februari 2010 at 11:04
Saya suka marah, tapi halnya jelas, dan bukan marah yang meledak2 dan ga karuan.. heheh tapi tetep aja ya judulnya marah ^_^
Makasih Infonya mBa..
Posted by bayuputra on 28 Februari 2010 at 13:19
untuk urusan yang satu ini memang susah untuk mengendalikannya…
Posted by abifasya on 28 Februari 2010 at 14:29
Saya bersyukur punya anak belajar di salahsatu TK Islam, karena bila saya agak marah maka anak saya selalu mengingatkan dg membaca hadits yg dihapal dari gurunya, sambil teriak anak ku berkata kalao aku kelihatan agak marah : “Abii … LAA TAGHDOB… (JANGANLAH KAMU MUDAH MARAH)”
yAH yang tdnya agak marah jadi senyum jg krn anak tercinta ngingetin kita.
Posted by ario saja on 28 Februari 2010 at 20:24
hmmm jadi apakah kita bisa mengenadlikan kemarahan kita???
Posted by darahbiroe on 28 Februari 2010 at 21:04
assalamualaikum
selamat malam, alhamdulillah saya bukan tipe org yang suka marah
Berkunjung dan ditunggu kunjungan baliknya makasih
Salam Blogger
😀
Posted by catatanpelangi on 28 Februari 2010 at 21:20
ambil wudhu dan shalat shunah … sedikit waktu tilawah setelahnya …. amarah pun akan sirna berganti ketenangan
Posted by nurhayadi on 1 Maret 2010 at 05:10
Marah kadang diperlukan…sabar kadang juga tidak diperlukan, tinggal sejauh mana kedua sifat itu akan ditempatkan…asal ditempatkan pada posisi yang pas tentu menjadi kebaikan.
Posted by Caride™ on 1 Maret 2010 at 10:25
saya mengakui mbak, jika dalam kehidupan saya sepertinya hampir tiap hari harus menahan amarah krn ulah sopir angkot..dulu sempet sering marah² tapi skrg di tahan karena percuma juga marah²..selain orgnya cuek dan g tau diri tapi juga karena Allah…
kunjungan silaturrahmi..
Posted by Didien® on 1 Maret 2010 at 10:29
saya berusaha untuk mengontrol emosi agar dapat menahana amarah…tp hal itu merupakan godaan besar apalg hidup dalam lingkungan yg tidak mengenal etika dan agama…
mudah²an saya dan kita semua mampu menjadi umat yg bisa berada dijalur yg Allah tentukan amin..
salam, ^_^
Posted by d-Gadget™ on 1 Maret 2010 at 10:35
mengendalikan amarah merupakan pekerjaan berat, terkadang ketika saya mencoba menahan amarah itu justru membuat tubuh saya gemetaran…
saya insyaAllah berusaha mengontrolnya amin..
Posted by richo on 1 Maret 2010 at 12:27
Silaturahmi di siang hari…… semoga hari ini menyenangkan
Posted by fai_cong on 1 Maret 2010 at 12:32
marah marah itu gak perlu…
udahan dunk marahnya…
wekekek…
lagunya sapa tuh yah,,,?
Posted by Budi Mulyono on 1 Maret 2010 at 12:44
Alhamdulillah, saya ada penyakit yang sulit banget marah. Bila ada orang lain yang mengatakan yang gak enak, biasanya saya malah mencari gmn caranya supaya bisa lebih baik, atau memriksa apakah yang saya lakukan sudah bener…. dan semacamnya gitu deh…
Posted by achoey on 1 Maret 2010 at 18:35
menjadi manusia damai hati, lembut hati
itu indah ya teteh
makasih atas pencerahannya 🙂
Posted by Bisnis di Rumah on 2 Maret 2010 at 00:56
Akhirnya bisa juga BW nih…
dah lama banget ga berkunjung n mapir ke rumah saudara2 nih…
ternyata lama ga berkunjung, aku ketinggalan nih sama kalian…
maklum gi banyak banget kerjaan n kesibukan, jadinya jarang banget deh mw BW..
sekarang sih dah bisa BWan tiap hari, sekaligus nyambung silaturahmi lagi nih, dah lama ga ngobrol n nyoret2 di blog orang, kangen banget rasanya hehehe…
nyambung tali silaturahmi sekalian promo usaha baru nih…
yah usaha kecil2an sih, cuma bisa mendapatkan keutungan yg lumayan besar juga sih ;))
salam kenal
bisnis oriflame online
Posted by jalanakhirat on 2 Maret 2010 at 02:02
Asalamualaikum
Jangan mrah, jangan marah dan jangan marah.
Posted by muhammad zakariah on 2 Maret 2010 at 08:17
syukur hobi sy bukan marah.. lagian sy jg gak suka marah2..
Posted by wi3nd on 2 Maret 2010 at 08:42
klu la9i marah,kesel,sebel,disakiti,aku biasana diem teh..
nda bisa n9omon9 lan9sun9..
pas sholat baru aku tumpahkan,bicara padaNYA,kadan9 sambil sholat nan9is 😳
Posted by agoesman120 on 2 Maret 2010 at 18:31
Kalo dari sisi kesehatan gampang marah ada hubungan tekanan darah (tinggi)…..Salam Hangat
Posted by Bang Aswi on 2 Maret 2010 at 19:03
Kita memang sering lupa kalau lagi marah dan bahagia T_T
Ya Allah….
Posted by Andrik Sugianto on 2 Maret 2010 at 21:22
manusia memang tak lepas dari jengkel dan marah, tapi sebaik2 umat adalah yang mampu menahan amarahnya. Klo saya untuk mengoontrol marah biasanya langsung ambil air wudu aja, trus sholat. hbis itu perasaan jadi adem
Posted by indra1082 on 3 Maret 2010 at 09:15
Saya kalau marah cepat sembuh mbak, tapi jeleknya kalo sudah marah susah berdebat dan berkata-kata.. pengennya nampol.. (alhamdulillah belum ada yg kena)
Posted by adelays on 3 Maret 2010 at 16:07
Assalamualaikum Mbak Dewi Yana,
Saya kok lebih senang menggunakan kata-kata mengendalikan amarah jika dibandingkan menahan amaran.
Terkesan pada saya Mengendalikan itu bisa menyalurkan sesuatu yang jelek dari amarah kepada sesuatu yang lebih bermanfaat. Sedangkan menahan marah terkesan pada saya menahan sesuatu yang kemudian pada suatu saat akan menjadi bumerang untuk diri kita seperti penyakit jantung, atau darah tinggi dll.
Ini hanyalah pendapat saya.. mungkin mbak Dewi Yana berpendapat lain.
Terima kasih mbak.. artikelnya sangat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan saya pada khususnya.
Posted by dira on 4 Maret 2010 at 14:45
Lama tdk mampir di blog mbak dewi, utk membaca nasihat2 yg baik ini..
Posted by dykapede on 5 Maret 2010 at 10:28
Kunjungan di pagi hari sobat, menikmati sinar matahari dan segarnya cuaca mewarnai keindahan kehidupan. Senyum, sapa dan semangat untuk hal-hal positif, chayoo ^_^…V salam
Posted by Pesona Muslim on 5 Maret 2010 at 12:59
Subhanallah..jika tak keberatan bergabunglah di aggregasi web kami,caranya cukup memasang banner dari kami,insya Allah setiap sahabat posting terbaru akan muncul di web kami,syukran
Posted by tyan's on 5 Maret 2010 at 16:53
cukup susah untuk mengndalikan marah…,
Posted by fai_cong on 5 Maret 2010 at 18:20
Afwan, sebenarnya ini mbak or pak?
Saya ko jd bingung lihat jawban tuan rumah.
😀
Syukron…
Posted by dedekusn on 5 Maret 2010 at 21:11
Kemarahan kadang tidak terduga, semoga tetep bisa menahan marah
Posted by d-gadget on 6 Maret 2010 at 00:17
gimana caranya menahan diri mbak?klo saya hanya diam, soalnya klo berbicara takutnya lepas kontrol nanti ngomongnya malah yang menyakiti lagi…boleh ga seperti itu?
Posted by Didien® on 6 Maret 2010 at 00:56
berkunjung lagi utk bersilaturrahmi…krn belum ada pelajaran baru..
salam, ^_^
Posted by Caride™ on 6 Maret 2010 at 13:19
kunjungan silaturrahmi aja mbak dewi
Posted by Saung Web on 7 Maret 2010 at 20:18
Ass.wr.wb.
Terimakasih .. atas pencerahannya .. saya garis bawahi yg dari Syeikh Imam al-Ghazali, dalam Ihya’ Ulumuddin ,, tadinya saya menganggap yg terbaik itu justru yang.. tidak marah gitu.. hehe…
Btw.. Teh Dewi.. saya cari2 link saya kok gak ada.. eeh.. ternyata kok pake yg the jungle wisata jelang puasa.sih.. duh jadi malu nih.. kalau berkenan pakenya home page nya aja.. yaitu
Nama : Saung Web , URL : http://saungweb.blogspot.com .. ini aja.. kalau gak repot. lho..
Posted by Raffaell on 8 Maret 2010 at 12:39
Kalau aku marah, tapi marah ama diri sendiri ?
Posted by idisuwardi on 8 Maret 2010 at 15:32
Sifat yang paling tidak saya suka,, yaiut marah-marah..
Posted by andipeace on 9 Maret 2010 at 17:35
assalamu’alaikum
menahan amarah…sepertinya tak semudah apa yang dikatakan.ya..tak semudah apa yang dikatan.tapi ketika saya marah.selalu berusaha bertanya pada diri sendiri.pantaskah saya marah?pantaskah dia saya marahi?dan apa untung dan ruginya jika saya marah?
salam adem tentrem
Posted by Bang Aswi on 11 Maret 2010 at 11:09
Mari kita tutupi marah kita dengan SENYUM….
Posted by dedekusn on 12 Maret 2010 at 09:38
Kunjungan lagi teh, apa kabarnya? semoga kabar baik selalu menyertai teh Dewi & keluarga.
Posted by yusami on 12 Maret 2010 at 15:49
Ya Allah….berikan kekuatan pada Hamba-Mu ini untuk dapat mengendalikan amarah, Amin. terima kasih Mbak atas pencerahannya, semoga selalu sehat wal’afiat, Amin.
Posted by Bang Iwan on 13 Maret 2010 at 10:48
Mampir siang menyapa, sambil menunggu postingan baru.
Posted by AndrikPrastiyono.Net on 13 Maret 2010 at 15:26
Kalau marah kalau ada maksiat disekiling kita. Boleh Kan ? Salam Kenal. 🙂
Posted by bayuputra on 13 Maret 2010 at 16:45
salam persahabatan blog…..
Posted by Caride™ on 14 Maret 2010 at 16:59
kunjungan sore hari untuk bersilaturrahmi dengan mbak dewi beserta suami…
Posted by kataganti on 15 Maret 2010 at 11:05
Marah adalah salah satu penyakit. Penyakit batin atau mazmumah. Wajib di benteras.
Posted by Hariez on 16 Maret 2010 at 00:57
Assalammualaikum Wr.WB
sekedar menyapa seorang Kakak di hari libur
salam hangat
Posted by Iman on 20 Maret 2010 at 14:39
Assalamu’alaikum
ahlan wa sahlan…salam silaturahim..
marah itu adalah dari syaitan, maka padamkan amarahmu dengan membaca ta’awudz
marah itu adalah api, maka padamkan dengan air wudhu..
mari kita tingkatkan amal, mudah-mudahan kita menjadi manusia yang tidak mudah dongkol dan kesal.
kunjungi web saya di http://www.imanikhtiar.wordpress.com atau http://www.imanikhtiar.co.cc
Wassalammu’alaikum
Posted by e-miracle on 20 Maret 2010 at 14:56
Assalamu’alaikum
Bagi teman-teman semua yang ingin bergabung dengan e-miracle, ust.Yusuf Mansyur
bisa klik link dibawah ini:
http://www.e-miracle.com/?ref=0000002079
http://www.esyariah.com/?id=imanarifk
Wassalamu’alaikum
Posted by Dahrun Marada on 24 Maret 2010 at 11:51
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Marah membuat dunia terasa gelap, dalam kegelapan itu grasak-grusuk tanpa kontrol oleh pikiran.
Saya selama ini berusaha semaksimal mungkin untuk menahan amarah, tapi pada titik nadir tertentu amarah itu membludak tanpa kontrol.
Astaghfirullahal azhim.
Posted by Herien Kriestia on 19 Mei 2010 at 12:56
Betul.. sebagai hamba Allah sudah seharusnya mampu mengendalikan kemarahannya. Apalagi jika dia menjaga keistiqomahan sholat 5 waktunya, karna sholat itu kan menjauhkan dr sifat keji dan mungkar. Salam kenal teh dewi, aku link ya blognya, sekalian request link blog aku juga. Makasih..
Posted by Ramdhan on 18 Juni 2010 at 16:42
menahan amarah emang susah2 gampang ya…
Posted by Nita on 26 Juli 2010 at 10:23
marah udah kayak makanan tiap hari… apalagi tinggal di jakarta yg gampang banget bikin stress warganya (yg lagi bokek apalagi hehe).. mungkin emang pindah ke tempat yg tenang aja kal ya, yg gak banyak bikin stress-nya..
— visit http://m.rujakasik.com —
Posted by niefhakim on 20 Juli 2011 at 19:31
ka, numpang share yah..nuhun…
Posted by winda on 6 April 2012 at 12:33
alhamdulillah d bri saran yg sngat brrti.. hbz ngbca, rsax ndak pngen mrah de!!! tp, q kk mci sngat sulit utk mnahan amarahq??
yaAllah, ampumilah hambamu yg smpai ckr ndak bs mnahan amrahx! amiin