Archive for the ‘Uncategorized’ Category

Selamat Idul Fitri, 1 Syawal 1431 H mohon maaf lahir dan batin

Dewi Yana dan Keluarga

Sahabat2 blog Jalan Dakwah Bersama, beriukut ini pengumuman nama-nama yang mendapatkan buku” Dasyatnya Zikir”  gratis sbb :

1. Adelays

2. Dedekusn

3.Ruang hati

4. Syukur Yusuf

5. Rosa Amalia

Saya harap kelima nama tersebut segera mengirimkan alamat lengkap beserta nama asli dan kalau ada, beserta No telp yang bisa di hubung ike email : dakwahdewi@yahoo.com

Semua buku akan dikirim ke alamat di wilayah Indonesia, melalui Jasa Pos Kilat Khusus, secara bersamaan setelah semua sahabat2 blog mengirimkan alamat lengkapnya. Saya harap yang telah menerima buku Dasyatnya Zikir, memberitahu melalui komentar di blog ini, terima kasih

Dewi Yana

JALAN DAKWAH BERSAMA


Telah Terbit Buku ke empat saya “Dasyatnya Zikir”

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Marhaban ya Ramadhan, bulan penuh berkah dan ampunan dan itkum minannar (pembebasan dari api neraka). Alhamdulillah ya Allah atas datangnya bulan suci ini kepada kami & berilah kami kesempatan untuk selalu berjumpa dengannya atas ijinMu dan menjadi hamba yg Engkau ridhai.

Ya Allah, semoga kami dapat menjadikan Ramadhan ini menjadi Ramadhan yang bermakna, Ramadhan yang terbaik, Ramadhan yang akan mengantarkan kami kepada puncak ketakwaan, Ramadhan yang akan menghapus segala kesalahan dan dosa kami, Ramadhan yang akan memasukkan kami ke dalam surga-Mu melalui pintu Ar-Royyan seperti yang Engkau Janjikan, Ramadhan yang akan mempertemukan kami dengan orang-orang yang kami cintai di Surga-Mu, Ramadhan yang akan mepertemukan kami dengan-Mu Ya Allah.

Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan kepada semua sahabatku muslim dan muslimah yang dirahmati Allah, semoga ramadhan ini menjadi Ramadhan yang akan mengantarkan kita pada puncak ketakwaan,  keikhlasan dan kekhusyuan,  AminYa Robbal Alamin

Dewi Yana dan Keluarga

JALAN DAKWAH BERSAMA

Alhamdulillah, telah terbit buku ke empat saya “Dasyatnya Zikir” dengan kata pengantar dari Ustadz Muhammad Arifin Ilham,  ukuran buku 14 x 20,5 cm  tebal 144 halaman, kertas HVS 70 Gr  Harga Rp 24.000,00  Dapat di beli di seluruh toko buku Gramedia dan Gunung Agung

Untuk teman-teman blog tercinta, seperti buku saya terdahulu, saya mengadakan kembali Arisan bagi-bagi buku gratis untuk lima orang (mohon maaf, hanya bisa membagikan lima buah buku) yang akan di kocok seperti arisan,  siapa saja yang memberikan komentar terbanyak  pada postingan ini, akan diikut sertakan dalam arisan launching Buku Dasyatnya Zikir ini.

InsyaAllah, nama pemenangnya akan diumumkan tanggal 30 September 2010, dan pemenang diharapkan mengirimkan alamat lengkap, nama sebenarnya (bukan nama blog) berserta kode pos ke alamat email saya dakwahdewi@yahoo.com

Buku akan saya kirim secara bersamaan,  menggunakan jasa pos Kilat Khusus dan apabila teman2 yang mendapatkan buku gratis sudah menerimanya, diharapkan memberitahukannya, terima kasih

Dewi Yana

Jalan Dakwah Bersama

Mintalah Pendapat Pada Hatimu

Assalamu’alaikum, teman2 semua, mohon maaf, InsyaAllah besok saya akan menjawab semua komentar teman2,  sekarang saya sedang ada kesibukan yg benar2 menyita waktu, harap maklum, terima kasih, wassalam (Dewi Yana)

———————————————————————————————–

Setiap orang memiliki cermin di dalam diri, itulah hati nurani.  Perkataan hati nurani adalah kejujuran. Anjurannya adalah kebaikan. Kecenderungannya adalah pada kebenaran, sifatnya adalah kasih sayang. Ia akan tenang bila kita berbuat baik dan gelisah bila kita berbuat dosa. Bila ia bersih dan sehat maka ia akan menjadi juru bicara Tuhan di dalam diri kita. Bila ia bening dan berkilat maka ia akan menangkap wajah Tuhan. Hanya sayangnya kita sering mencampakkan nurani kita sendiri bahkan membunuhnya dengan perilaku-perilaku kita. Curang hanya demi serupiah keuntungan, bohong hanya untuk kesenangan sesaat, kikir padahal harta melimpah, dengki terhadap kebahagian orang lain, menolak kebenaran karena sebuah gengsi.   Akibatnya nurani kita tertutup dan mati sehingga tidak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Seorang sahabat Nabi Saw yang bernama Wabishah ra datang dengan menyimpan pertanyaan di dalam hatinya tentang bagaimanakah cara membedakan antara kebajikan dan dosa. Sebelum Wabishah bertanya, cermin hati Nabi Saw telah menangkap isi hatinya. ” Wahai Wabishah, mau aku jawab langsung atau engkau utarakan pertanyaanmu terlebih dahulu?” Wabishah menjawab,” Jawab langsung saja, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda,” Engkau datang untuk bertanya bagaimana membedakan antara kebajikan dan dosa.” Wabishah berkata, “Benar.” Beliau Saw merapatkan jari-jarinya dan menempelkannya pada dada Wabishah, seraya bersabda “Mintalah pendapat pada hatimu dan mintalah pendapat pada jiwamu, wahai Wabishah. Sesuatu itu adalah kebaikan bila ia membuat hati tenteram, membuat jiwa tenteram, sedangkan dosa membuat kegelisah dalam hati dan kegoncangan dalam dada.(Mintalah pendapat pada hatimu dan mintalah pendapat pada jiwamu), meskipun orang-orang telah memberikan pendapat mereka kepadamu tentang hal itu.” ( HR.al-Darimi dari Wabishah ra )

Baca lebih lanjut

Dosa Menghapus Amal

Jangan pernah menganggap remeh dosa-dosa yang kita lakukan, kadang ada dari kita yang menganggap karena kebaikan-kebaikan kita sudah banyak, seperti saum sunnah, shalat sunnah, sedekah, membaca A;l Quran, zikir dan sebagainya, maka membuat kita meremehkan dosa-dosa yang kadang kerap kali kita lakukan, seperti berdusta, membuka aurat, bermaksiat dan sebagainya.  Ketahuilah, bahwa semua amal kebaikan dan ibadah yang kita lakukan akan terhapus dan terbakar oleh dosa-dosa yang kita lakukan tersebut.  Dan ketahuilah, jika seseorang menganggap remeh suatu dosa, maka berarti dia telah terpedaya oleh syaitan, walaupun orang itu telah banyak beramal.

Allah Swt memberikan contoh tentang orang yang telah mengumpulkan banyak kebaikan dan atau amal ibadah akan tetapi nanti di akhirat, amalan kebaikan yang diandalkannya tidak dapat banyak bermanfaat, dalam firmanNya sebagai berikut : “Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya.” (QS. Al Baqarah {2} 266).

Baca lebih lanjut

Teman-teman yang mendapatkan buku gratis

Assalamu’alaikum,

Teman-teman semua, bersama ini saya ingin memberitahukan kepada teman-teman, 5 (lima) nama yang keluar sebagai orang yang mendapatkan buku ketiga saya,  CUKUPLAH ALLAH secara gratis, adalah :

  1. Dangstars
  2. Aldy (indo hijau)
  3. dedekusn
  4. Kopral Cepot
  5. Cucu Haris (Achoey)

Untuk ke lima nama tersebut diatas, mohon agar memberikan Nama Lengkap (nama sebenarnya, bukan nama blog) dan alamat lengkap, beserta kode pos ke alamat email saya : dakwahdewi@yahoo.com

InsyaAllah, buku CUKUPLAH ALLAH akan saya kirimkan ke alamat teman-teman dengan menggunakan jasa pos, kilat khusus, sekaligus secara bersamaan, apabila ke lima orang teman-teman sudah memberikan alamatnya ke saya.  Dan apabila ke lima orang yang saya kirimkan buku, sudah menerimanya, mohon konfirmasikan ke saya, melalui kolom komentar di blog Jalan Dakwah Bersama ini.

Untuk teman-teman yang namanya belum terpilih, saya mohon maaf, bila masih ingin memilikinya, bisa membelinya di Toko Buku Gramedia atau bila di tempat tinggal teman-teman tidak ada toko buku Gramedia, dapat membelinya di kantor cabang Zikrul hakim di beberapa kota di Indonesia. (Alamat kantor-kantor cabang Penerbit Zikrul Hakim, bisa dilihat pada postingan : Telah Terbit buku saya).

Baca lebih lanjut

Slide Show of my book

Assalamu’alaikum,

Teman-teman semua, saya mohon maaf, mungkin dalam beberapa hari kedepan, saya  tidak bisa menjawab komentar teman-teman secara langsung dengan mengunjungi blog Teman-teman. Karena ada suatu urusan yang perlu perhatian dan penanganan khusus secara langsung, hal ini mengakibatkan kurangnya waktu saya untuk mengupdate blog dan menjawab komentar Teman-teman. Saya benar-benar mohon maaf.

Untuk buku saya, masih terus di produksi, saya sudah tanya ke Penerbit, memang hanya ada di kota-kota besar saja dan di Gramedia yang besar-besar saja.

Wa’alaikum salam,

Dewi Yana

Buku-buku yang saya tulis :

 

 

Assalamu’alaikum,

Teman-teman, InsyaAllah pada bulan November 2009, saya akan membagikan 5 (lima) buah buku terbaru saya : CUKUPLAH ALLAH keteman-teman, dengan cara di pilih/dikocok, seperti arisan. Mohon maaf, hanya bisa membagikan 5 (lima) buku. InsyaAllah, nama yang terpilih nanti, akan saya email dan harap mengirimkan email balik ke saya, alamat untuk pengiriman buku tersebut. Mohon doa dan dukungan teman-teman semua, terima kasih.

Dewi Yana

JANGAN MEMBICARAKAN AIB ORANG LAIN

Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya, dia segera memperbaikinya.” (Al-Bukhari)

Tidak ada manusia yang sempurna dalam segala hal. Selalu saja ada kekurangan. Boleh jadi ada yang indah dalam rupa, tapi ada kekurangan dalam gaya bicara. Bagus dalam penguasaan ilmu, tapi tidak mampu menguasai emosi dan mudah tersinngung, kuat di satu sisi, tapi lemah di sudut yang lain.

Dari situlah kita harus cermat mengukur timbangan penilaian terhadap seseorang. Apa kekurangan dan kesalahannya. Kenapa bisa begitu, dan seterusnya. Seperti apapun orang yang sedang kita nilai, keadilan tidak boleh dilupakan. Walaupun terhadap orang yang tidak disukai, yakinlah kalau di balik keburukan sifat seorang mukmin, pasti ada kebaikan di sisi yang lain.

Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang beriman agar senantiasa bersikap adil. Perhatikan firman-Nya berikut ini: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al maidah [5]:8)

Dengan timbangan yang adil, maka penilaian kita bisa jadi  proporsional. tidak serta-merta menilai bahwa orang itu pasti salah. Mungkin ada sebab yang membuat ia lalai, lengah, dan kehilangan kendali. Bahkan mungkin jika kita berada di posisi dan situasi yang sama, kita pun tidak lebih bagus dari orang yang kita nilai.  Karena itu, lihatlah terlebih dahulu kekurangan dalam diri kita sebelum kita menilai kekurangan orang lain.

Ego manusia cenderung mengatakan kalau ”sayalah yang lebih baik dari yang lain”. Ego seperti inilah yang kerap membuat timbangan penilaian jadi tidak adil. Kesalahan dan kekurangan orang lain begitu jelas, tapi kekurangan diri sendiri tidak pernah terlihat. Padahal, kalau saja bukan karena anugerah Allah SWT yang berupa tertutupnya aib diri, tentu orang lain pun akan secara jelas menemukan aib kita.

Sebagian dari kita, ada yang bisa menahan diri untuk tidak membuka dan membicarakan aib orang lain, tapi ada juga sebagian dari kita yang sulit menahan diri untuk tidak mengabarkan keburukan seseorang kepada orang lain. Bagi sebagian orang, hal ini terasa sulit, karena lidah kerap kali usil. Selalu saja tergelitik untuk menyampaikan isu-isu baru yang menarik. Walau sebenarnya dia mengetahui, bahwa sesuatu yang menarik buat orang lain kadang buruk buat objek yang dibicarakan. Di situlah ujian seorang mukmin untuk mampu memilih dan memilah, mana yang perlu dikabarkan dan mana yang tidak. Perhatikan sabda Rasulullah SAW sebagai berikut: “Tidak akan masuk surga orang yang suka mendengar-dengar berita rahasia orang lain.” (Al-Bukhari).

Sebaiknya, sebelum kita memberi reaksi terhadap aib orang lain, lihatlah dengan jujur seperti apa diri kita lebih baik atau lebih buruk?  Apabila ternyata kita lebih baik, maka bersyukurlah, namun jika ternyata kita lebih buruk, maka segera bertobatlah. Inilah yang dimaksud dengan: ”bahwa seorang mukmin, adalah cermin bagi mukmin lainnya. Dan bila kita menemukan bahwa diri kita masih lebih baik dari saudara semukmin kita, jangan menjadikan kita sombong dan jangan menyebarkan aib orang lain”.

Seorang mukmin dengan mukmin lainnya adalah bersaudara. Perhatikan firman Alllah SWT brikuit ini: ”Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al Hujuraat [49] : 10)

Ketahuilah, orang yang gemar membicarakan aib orang lain, sebenarnya tanpa ia sadari, ia sedang memperlihatkan jati dirinya yang asli. Yaitu, tidak bisa memegang rahasia, lemah kesetiakawanannya, penggosip, penyebar berita bohong (karena belum tentu yang diceritakannya benar). Ketahuilah, semakin banyak aib yang ia bicarakan/sebarkan, maka semakin jelas keburukan diri si penyebar.

Perhatikan firman Allah SWT berikut ini: ”Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat … (QS. An-Nur: 19).

Dan perhatikan juga firman-Nya dalam ayat yang lain: ”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” (QS. Al Hujurat [49] :12).

Perhatikan hadits berikut ini: ”Barangsiapa yang membela kehormatan saudaranya sesama muslim, maka Allah SWT akan membelanya dari neraka kelak di hari Kiamat.” (HR. Tirmidzi 1932, Ahmad 6/450)

Perhatikan sabda Rasulullah SAW berikut ini: ”Tahukah kalian apa itu ghibah? Jawab para sahabat : Allah dan rasul-Nya yang lebih mengetahui. Maka kata Nabi saw: “engkau membicarakan saudaramu tentang apa yang tidak disukainya. Kata para sahabat: Bagaimana jika pada diri saudara kami itu benar ada hal yang dibicarakan itu? Jawab Nabi SAW: Jika apa yang kamu bicarakan benar-benar ada padanya maka kamu telah mengghibah-nya, dan jika apa yang kamu bicarakan tidak ada padanya maka kamu telah membuat kedustaan atasnya.”(HR Muslim/2589, Abu Daud 4874, Tirmidzi 1935)

Jadi bila masih ada dari kita yang kadang masih suka membicarakan dan atau mengungkapkan aib orang lain (sekalipun aib itu benar) maka sadarlah segera, karena ghibah merupakan dosa besar yang hanya akan diampuni, setelah orang yang kita ghibah memaafkan kita. Dan biasanya, kebanyakan dari kita, sangat malu untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan kita,  pada orang yang telah kita bicarakan aibnya.

Dewi Yana

https://jalandakwahbersama.wordpress.com

http://dewiyana.cybermq.com