Shalat Khusu’

Kekhusu’an shalat seseorang akan berpengaruh dalam keseharian orang itu menjalani hidupnya. Karena shalat yang benar akan melindungi seseorang dari perbuatan dosa dan maksiat, menyelamatkannya dari tindakan keji dan munkar. Sebagaimana tertulis dalam firman Allah Swt : ”…. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(QS. Al-Ankabut:45)

Khusyu’ adalah puncak mujahadah dalam beribadah, hanya dimiliki oleh mukmin yang selalu bersungguh-sungguh dalam muraqabatullah. Khusyu’ bersumber dari dalam hati yang memiliki iman kuat dan sehat. Maka khusyu’ tidak dapat dibuat-buat atau direkayasa oleh orang yang imannya lemah.

Lanjutkan membaca

Berjabat Tangan Dengan Lawan Jenis Yang Bukan Mahrom

Pengertian jabat tangan menurut Ibn Hajar adalah: “Jabat tangan adalah melekatkan telapak tangan pada telapak tangan yang lain.” (Fathul Bari, 11/54)

Al Hattab (ulama madzhab Malikiyah) mengatakan: “Para ulama kami (Malikiyah) mengatakan: Jabat tangan artinya meletakkan telapak tangan pada telapak tangan orang lain dan ditahan beberapa saat, selama rentang waktu yang cukup untuk menyampaikan salam.” (Hasyiyah Al Adzkar An Nawawi oleh Ali Asy Syariji, hal. 426)

Berikut adalah dalil-dalil dianjurkannya jabat tangan:

  • Qatadah bertanya kepada Anas bin Malik: “Apakah jabat tangan itu dilakukan diantara para sahabat Nabi Saw ?” Anas menjawab: “Ya.” (HR. Al Bukhari, 5908)
  • Abdullah bin Hisyam mengatakan: “Kami pernah bersama Nabi Saw, sementara beliau memegang tangan Umar bin Al Khattab.” (HR. Al Bukhari 5909)
  • Ka’ab bin Malik mengatakan: “Aku masuk masjid, tiba-tiba di dalam masjid ada Nabi Saw. Kemudian Thalhah bin Ubaidillah berlari menyambutku, menjabat tanganku dan memberikan ucapan selamat kepadaku.” (HR. Al Bukhari 4156)

Ketika penduduk Yaman datang, Nabi Saw bersabda: “Penduduk Yaman telah datang, mereka adalah orang yang hatinya lebih lembut dari pada kalian.” Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkomentar tentang sifat mereka: “Mereka adalah orang yang pertama kali mengajak untuk berjabat tangan.” (HR. Ahmad 3/212 & dishahihkan Syaikh Al Albani, As Shahihah, 527)

Lanjutkan membaca

Takwa

Tentunya kita sering mendengar kata takwa dari ustadz, dan para penceramah, namun ada dari kita, yang masih jauh dari takwa yang sebenarnya. Padahal takwa adalah kunci untuk meraih kebahagiaan dan keselamatan hidup didunia dan akhirat.

Imam An-Nawawi mendenifisikan takwa dengan “Menta’ati perintah dan laranganNya”. Maksudnya menjaga diri dari kemurkaan dan adzab Allah Swt [Tahriru AlFazhil Tanbih, hal 322]. Hal itu sebagaimana didefinisikan oleh Imam Al-Jurjani “ Takwa yaitu menjaga diri dari siksa Allah dengan menta’atiNya. Yakni menjaga diri dari pekerjaan yang mengakibatkan siksa, baik dengan melakukan perbuatan atau meninggalkannya” (Kitabut Ta’rifat, hl.68, Yusuf Mansur Network, Takwa Solusi segala Masalah dan Bekal Terbaik).

Jadi takwa berarti mentaati Allah, taat terhadap semua yang diperintahkan dan dilarang. Seseorang melakukan perintah dan menjauhi laarangan-Nya karena keimanannya kepada Allah. Allah Swt berfirman: ”Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Quran) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Akulah kamu harus bertakwa” (QS. Al baqarah {2} : 41)

Lanjutkan membaca

Keutamaan Membaca Al Qur’an

Keutamaan Al-Qur’an yang terbesar adalah Al Quran merupakan kalam Allah Swt. Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan dengan penuh berkah. Al-Qur’an memberikan petunjuk manusia kepada jalan yang lurus. Tidak ada keburukan di dalamnya, oleh karena itu sebaik-baik manusia adalah mereka yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya. Rasulullah SAW bersabda, ”Sebaik-baik orang diantara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori).

Al-Qur’an diturunkan untuk dibaca oleh setiap orang muslim, direnungkan dan dipahami makna, perintah dan larangannya, kemudian diamalkan. Sehingga ia akan menjadi hujjah baginya di hadapan Tuhannya dan pemberi syafa’at baginya pada hari Kiamat. Allah telah menjamin bagi siapa yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isi kandungannya tidak akan tersesat di dunia dan tidak celaka di akhirat, dengan firmanNya: “…. Barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (Thaha:123)

Lanjutkan membaca

Merenungkan Hari Penghisaban

Segala yang ada di dunia ini akan musnah dan kita semua akan menuju ke alam berikutnya yaitu hari akhir, suatu kehidupan yang kekal tiada berakhir. Semua jiwa pasti akan kembali kepada pemilik dan penciptanya yaitu Allah Swt. Setelah ditiup sangkakala yang kedua seluruh manusia dibangkitkan dari kuburan-kuburan mereka dalam keadaan tidak membawa apa pun, tidak beralas kaki, tidak berbusana.

Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Aisyah, bahwa Rasulullah Saw bersabda “Manusia akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berbusana, dan tidak berkhitan.” Kemudian Aisyah berkata: “Wahai Rasulullah Saw Apakah seluruh para wanita dan laki-laki seperti itu, sehingga saling melihat diantara mereka? Beliau Saw menjawab,: “Wahai Aisyah, Kondisi waktu itu amat menakutkan dari pada sekedar melihat antara satu dengan lainnya.” (HR: Al Bukhari no 6527 dan Muslim no. 2859)

Lanjutkan membaca

Puasa Sunnah

Tentunya kita sering mendengar tentang puasa sunnah. Selain Puasa wajib di bulan suci Ramadhan, kita juga di syariatkan untuk menjalankan ibadah puasa sunnah. Puasa sunnah banyak sekali manfaatnya dan sungguh bagi siapa saja yang sudah melaksanakannya, pasti tahu betapa nikmatnya melaksanakan puasa sunnah dan akan merasakan sedih dan menyesal bila kita tidak bisa melakukannya, yang mungkin disebabkan kita sedang sakit.

Dari Abu Hurairah ra, katanya Rasulullah SAW bersabda, “ Allah SWT berfirman “semua amal perbuatan anak adam adalah milik-Nya (dapat dicampuri hawa nafsu), kecuali puasa. Dia adalah untuk-Ku dan aku sendiri  yang akan membalasnya. Puasa itu merupakan perisai, maka jika seseorang sedang berpuasa, janganlah berkata keji atau ribut. Kalo seseorang mencaci maki padanya atau mengajak berkelahi, maka hendaknya dikatakan kepadannya “Sungguh aku sedang berpuasa”. Demi Allah yang jiwa Muhammad di tangan-Nya bau mulut orang yang berpuasa bagi Allah di hari kiamat adalah lebih harum dari bau minyak kesturi. Dan untuk orang yang berpuasa mendapat dua kegembiraan,  yaitu : ketika akan berbuka puasa dan akan ketika akan menghadap Allah bergembira akan menerima pahala puasanya”. (HR. Bukhari 4/88 dan HR. Muslim No. 1151).

Lanjutkan membaca

Bunuh Diri

Sebagai hamba Allah secara fitrah kita memiliki kelebihan dan kekurangan, manusia membutuhkan sejumlah hal baru, dalam meraihnya seseorang dapat mengalami keberhasilan atau kegagalan. Kalau berhasil, tidak masalah, namun kalau gagal? Ada dari kita yang bila sampai pada titik kegagalan dalam usaha atau hidupnya, maka ia  akan merasakan takut dan kecemasan yang berlebihan, kepanikan, kebingungan dan putus asa, karena merasa sudah tidak sanggup lagi menanggung semuanya.  Ini yang kadang membuat seseorang mengambil jalan pintas yang dia pikir dapat menyelesaikan masalahnya, yaitu mengakhiri hidup atau bunuh diri.

Akhir-akhir ini, sering kita lihat dan dengar berita di media masa tentang orang bunuh diri. Mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri adalah perbuatan dosa besar, dan neraka adalah ganjarannya. Perhatikan sabda Rasulullah Saw berikut ini, hadits riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:  Rasulullah Saw. bersabda: ”Barang siapa yang bunuh diri dengan benda tajam, maka benda tajam itu akan dipegangnya untuk menikam perutnya di neraka Jahanam. Hal itu akan berlangsung terus selamanya. Barang siapa yang minum racun sampai mati, maka ia akan meminumnya pelan-pelan di neraka Jahanam selama-lamanya. Barang siapa yang menjatuhkan diri dari gunung untuk bunuh diri, maka ia akan jatuh di neraka Jahanam selama-lamanya”.  (HR.Muslim No. 158)

Lanjutkan membaca

Menjadi Hamba Allah Yang Ikhlas

Pernahkah teman-teman merasa kecewa karena teman-teman merasa sudah berusaha berbuat yang terbaik untuk orang banyak, tapi masih dianggap kurang, dan bahkan dianggap salah, apa yang kita lakukan tersebut? Hingga hal tersebut membuat kita kecewa, sedih dan marah?  Kita ini hanya manusia biasa, kita tidak mungkin dapat memuaskan keinginan semua orang, dalam segala sesuatu yang kita  lakukan, pasti ada kekurangan dan kelebihannya. Pasti ada   pihak-pihak yang merasa puas dan ada juga pihak-pihak yang merasa kurang puas dengan apa yang kita lakukan, hal ini lumrah dan biasa terjadi, tinggal tergantung bagaimana kita menyikapinya.

Coba kita tinjau sedikit kebelakang, apa niat dan tujuan kita dalam melakukan suatu perbuatan, apakah karena dan untuk Allah atau kalaupun alasan kita karena dan untuk Allah tetapi tidak murni, masih ada alasan lainnya?

Lanjutkan membaca

Sabar dan Syukur

Pagi ini saya membuka blog dan Alhamdulillah, saya lihat pagerank saya sudah naik menjadi pagerank 5. Alhamdulillah, rasa syukur yang sedalam-dalamnya pertama kali saya ucapkan kepada Allah Swt atas karunia-Nya ini, kemudian saya ucapkan terima kasih kepada Google, Alexa dan semua teman-teman blog Jalan Dakwah Bersama. Semua ini terjadi atas ijin Allah Swt dan dukungan dari Google, Alexa dan teman-teman blog Jalan Dakwah Bersama.

Dalam setiap segi kehidupan yang kita jalani, baik itu kejadian yang menyenangkan ataupun yang kurang menyenangkan, haruslah selalu kita sukuri dan kita terima dengan ikhlas. Disaat kita dihadapkan pada kenyataan yang kurang menyenangkan dalam hidup, misalnya saat kita gagal meraih yang kita inginkan, atau saat kita ditimpa suatu kesulitan, maka janganlah mengeluh. Bersyukurlah dalam segala keadaan, karena saat kita gagal meraih sesuatu yang kita inginkan, bisa jadi apa yang kita inginkan itu bukanlah yang terbaik dan yang paling cocok untuk kita, kita tidak pernah mengetahuinya secara pasti, hanya Allah yang Maha Tahu Segalanya, perhatikan firman-Nya berikut ini : Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS Al Baqarah {2] : 216). Dan perhatikan juga firman Allah SWT yang lain: ”……karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.”(QS. An Nissa [4] : 19).

Lanjutkan membaca

Kebenaran dan Pembenaran

Assalamu’alaikum,
Teman-teman semua, saya mohon maaf, untuk sementara, selama bulan Desember ini saya tidak bisa mengupdate blog atau BW, hal tersebut dikarenakan saya sedang ada suatu urusan yang sangat penting, yang membuat saya tidak bisa mengupdate blog. InsyaAllah Januari 2010 nanti, saya akan aktif ngeblog kembali seperti biasa. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan untuk teman-teman yang ingin tukeran link, link nya sudah saya taut. Terima kasih atas kunjungan dan komentar teman-teman semua, InsyaAllah begitu urusan saya selesai, saya akan mengunjungi teman-teman seperti biasanya. (Dewi Yana)

Kadang dalam hidup kita, ada hal-hal yang kita anggap benar, tetapi tidak semuanya berdasarkan pada Kebenaran. Terkadang hal-hal yang terlihat atau tampak benar, sebenarnya hanyalah berdasarkan pada pembenaran semata, dan tidak semua kebohongan dan kesalahan terungkap kebenarannya.

Mungkin ada dari kita yang kadang sering melakukan pembenaran terhadap sesuatu yang kita ketahui salah, contoh kecilnya adalah disaat kita berdusta/berbohong. Kita tahu bahwa hal tersebut salah, tapi kita melakukan pembenaran dengan memberikan berbagai alasan bahwa kita boleh melakukannya. Ini salah, dan kalau kita biarkan ini terjadi terus menerus, maka kita akan jadi terbiasa melakukannya.
Contoh lainnya adalah disaat kita sulit menerima fakta yang disampaikan pada kita adalah kebenaran, walau kita mengetahuinya bahwa apa yang disampaikan pada kita adalah yang benar, tapi kita tidak mau mengakuinya.

Lanjutkan membaca